Tampilkan postingan dengan label Wisata Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Budaya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Januari 2015

"Mengawal" Batu Mulia di Sinjai

Saat memberikan laporan panitia pada pembukaan pameran batu mulia,
Sinjai, 28 Desember 2014

Pembukaan pameran dihadiri Bupati Sinjai, H. Sabirin Yahya

Bongkahan batu disalah satu lapak peserta

Fosil jati (menurut pemiliknya). Asal daerah: kecamatan Sinjai Selatan

Senin, 07 Juli 2014

Rindu Bermain Meriam Bambu

Saya teringat ketika masih duduk di bangku sekolah Dasar (SD). Saat bulan ramadhan tiba, saya bersama teman-teman sekolah paling rajin mencari bambu yang ukurannya agak besar. Di kampung saya, Sinjai, bambu besar ini dinamakan; Pettung. Sambut bulan suci ramadhan dengan mencari bambu ? yah.. itulah saya dan teman-teman sebaya. Namanya juga anak-anak. Bambu ini kami potong sehingga ukurannya tersisa 1,5 meter. Kemudian kami lubangi sisi dalamnya menggunakan linggis. Ini supaya semua lubangnya terhubung.

Bukan itu saja, saya dan teman-teman juga membuat lubang kecil dengan diameter lima sentimeter pada salah satu sisi bambu pettung itu. Anggaplah lubang kecil adalah lubang tangki untuk mengisi bahan bakar mobil/motor.

Kalau sudah dibuat sedemikian rupa, saya dan teman-teman membawa bambu tersebut ke pematang sawah yang jaraknya hanya sekira 70 meter dari rumah saya. Disana, bambu pettung tersebut kami buatkan dudukan. Dudukannya sederhana. Hanya 3 buah batu bata.

Meriam bambu. Yah.. namanya meriam bambu; benda yang kami rakit tadi. Cara kerjanya sederhana. Isi "tangki" bambu tadi dengan minyak tanah secukupnya. Kemudian sulutlah dengan api pada lubang kecil yang berfungsi sebagai tangki minyak tadi. Hasilnya, pasti terdengar letupan mirip meriam. Besar-kecilnya bunyi letupan tergantung dari ukuran bambu. Semakin besar diameter bambu, maka semakin besar pula letupannya. Begitu pula sebaliknya. 

Bermain Meriam Bambu (foto : int)
Setiap menjelang waktu berbuka puasa, kami selalu ke pematang sawah dan membunyikan meriam bambu ini. Suaranya terdengar seantero kampung. Itulah alasan saya dan teman-teman menyimpannya di pematang sawah: gema-nya lebih terasa. Kami selalu membunyikannya menjelang buka puasa dengan harapan agar warga kampung yang masih tertidur pulas, bisa bangun dan menyiapkan menu berbuka.

Namun paling sering kami membunyikan meriam bambu ini menjelang jadwal sahur. Warga dikampung juga senang kalau kami membunyikannya menjelang sahur. Katanya mereka sangat terbantu dan bisa bangun lebih awal setelah mendengar letupan meriam bambu.

Selain meriam bambu, alat yang digunakan untuk membangunkan warga di kampung saya juga mengandalkan panggilan sahur dari petugas masjid, tentu saja menggunakan speaker masjid ber-merk Toa.

Sekarang di kampung saya tak terdengar lagi suara letupan meriam bambu saat bulan Ramadhan tiba. Gema letupannya tak terdengar lagi menjelang buka puasa maupun sahur. Anak-anak di kampung saya kini lebih suka bermain petasan dan mercon.

Mainnya pun tak mengenal waktu. Kadang siang hari, namun paling sering malam hari. Tempat bermain petasan juga berbeda-beda. Kadang saya melihat anak tetangga saya memainkannya di halaman rumah. Namun saya melihat anak-anak lebih banyak memainkannya di halaman masjid ketika menjelang shalat Tarwih. Bahkan saat shalat pun suaranya masih terdengar dan menjadi-jadi. Kadang ada seloroh dan nada jengkel dari jamaah masjid seusai shalat. Mereka mengaku sangat terganggu suara petasan dan mercon. "Na ganggu skali ki' saat shalat," Kata salah satu jamaah masjid dengan logat Bugis-nya yang kental.

Saya membandingkan ketika zaman saya dulu bermain meriam bambu. Tujuannya hanya untuk membangunkan warga kampung bersantap atau makan sahur. Kalau bermain petasan yang mengeluarkan kembang api yang dilakukan anak tetangga saya, justru saya melihatnya tidak lebih dari kesenangan semata. Senang melihat kembang apinya dan gembira mendengar letupannya.

Saya rindu bermain meriam bambu. Saya rindu melihat anak-anak sekarang melakukan hal yang sama dengan yang kami lakukan dulu: membangunkan warga untuk sahur. Bukan mengagetkan jamaah masjid yang khusyu melaksanakan ibadah Shalat.

Saya rindu pematang sawah dimana berjejeran meriam bambu. Meletupkannya dan disambut gembira warga kampung. Meriam bambu kami saat itu sukses menjadi "mesin pengingat". Namun sekarang, terganti dengan mesin pengingat lain: alarm telepon selular.

@Biringere Sinjai, 7 Juli 2014 

  

Senin, 30 Juni 2014

Piala Dunia, Pilpres dan Puasa Ramadan

Kalau ditanya apa saja momen yang paling menyedot perhatian di pertengahan tahun 2014 ini, maka tentu saja saya menjawab hanya tiga yakni piala dunia sepakbola di Brasil, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI serta ibadah puasa Ramadhan. 

Piala dunia yang berlangsung di Brasil adalah turnamen sepakbola internasional yang ke-20 kali-nya digelar federasi sepakbola dunia (FIFA). Sebanyak 32 tim peserta yang berpartisipasi pada ajang besar ini, dan akan memainkan 64 pertandingan di 12 kota di Brasil. 

Selalu ada kejutan yang terjadi setiap piala dunia dihelat. Seperti yang terjadi di Brasil, dimana sejumlah tim-tim unggulan harus angkat koper lebih awal. Misalnya sang juara bertahan, Spanyol, yang gagal menembus babak 16 besar. Begitupula Inggris maupun Italia yang mengikuti jejak Spanyol. 

Susah beradaptasi dengan cuaca yang cukup panas di Brasil. Begitu pembelaan sebagian besar pemain Eropa yang sudah tersingkir lebih awal. Tersingkirnya tim-tim besar pada fase penyisihan grup, membalikkan prediksi semua pihak yang masih menjagokan negara-negara seperti Spanyol, Inggris, Italia maupun Kroasia yang bisa merebut titel juara dunia. 

Siapa sangka tim underdog seperti Kostarika maupun Aljazair, ternyata bisa mengalahkan tim-tim elit bertabur bintang dan bisa melaju ke babak 16 besar. Inilah beberapa kejutan di piala dunia tahun 2014 ini. 

Selanjutnya PILPRES...... 

Apa sih sesungguhnya yang menarik dari momen lima tahunan ini ?. Bila ditinjau dari aspek aturan atau regulasi, tidak jauh berubah. Calon Presiden dan Wakil-nya tetap diusung oleh partai politik. Untuk berpartisipasi, pun pasangan Capres dan Cawapres harus mengikuti ketentuan Undang-Undang maupun Peraturan KPU. 

Jadi, apanya yang menarik. Saya pribadi mengatakan (ini pendapat pribadi loh), yang menarik justru tim sukses-nya, relawan-nya, simpatisan-nya serta masyarakat dunia maya kita. Coba lihat, perhatikan dan simak secara seksama baik di media cetak maupun elektronik. Paska penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, media ramai-ramai memberitakan geliat yang dilakukan para tim sukses, relawan, simpatisan hingga warga dunia maya atau pengguna internet. 

Ada berbagai cara yang dilakukan para tim sukses hingga simpatisan untuk memenangkan calon-nya, seperti aksi jempol darah lah, jalan sehat secara massal, bahkan adapula yang naik sepeda ontel ratusan kilometer hanya untuk bertemu calon Presiden dan Wakil Presiden idola-nya. Menarik kan ?. 

Bagaimana dengan warga dunia maya atau netizen atau mereka yang hidup di zaman digital. Nah... ini justru lebih menarik lagi. Para pengguna internet ini boleh dikata lebih hebat, lebih kreatif bahkan lebih tajam mengupas profil para Capres dan Cawapres yang akan mengikuti kontestasi. Dan.. tidak segan-segan saling "membunuh" di media sosial. 

Bahkan media televisi yang intens memberitakan kiat-kiat mereka memenangkan calon-nya ikut pula di "telanjangi" dan tidak luput dari cercaan maupun umpatan di facebook atau twitter. Bahasa tidak netral lah, berita bohong lah, serta informasi yang cenderung mendiskreditkan salah satu pasangan calon, menjadi bahasan menarik para warga dunia maya.

Keterlibatan sejumlah pimpinan media menjadi tim pemenangan pasangan Capres-Cawapres memang sukses menyedot perhatian kita semua, termasuk para pengguna media sosial. Menarik kan !?. Pasti menarik, meski keterlibatan mereka dalam kapasitas sebagai pimpinan partai politik (parpol). Saya tiba-tiba membayangkan bagaimana iklim di dapur redaksi media cetak maupun elektronik saat-saat sekarang ini. 

Yang menarik bin heboh juga adalah simpatisan para kandidat yang saling serang di dunia maya. Selain saling serang menyerang dalam bentuk teks, mereka pun sangat kreatif melakukannya dalam bentuk visual. Menarik kan ?. 

Saya saja pribadi penasaran dan makin rajin membuka facebook serta twitter saat musim kampanye masih berlangsung. Nyaris tidak ada jeda. Selalu saja ada komentar yang muncul, entah itu kebaikan para calon, prestasinya hingga keburukan maupun kejelakan mereka. Semua tersaji secara terbuka. Sayang kalau anda melewatkan momen menarik ini. 

Namun pesan saya, seperti sajian prasmanan di pesta pernikahan. Anda boleh memilih menu apa saja berikut lauk pauk kesukaan anda. Begitu pun informasi di media sosial. Semua sudah tersaji, sisa anda memilih mana yang enak di konsumsi, mana yang mencerahkan maupun mencerdaskan. 

Larut dalam perdebatan di media sosial pun tidak masalah, asal jangan menghujat dan mencaci Capres dan Cawapres kita. 

Welcome Ramadhan..... 

Ibadah puasa Ramadan hadir di waktu yang tepat. Hadir disaat euforia piala dunia dan kampanye Capres-Cawapres masih tersaji. Hadir ketika banyak ummat yang butuh pencerahan, dan butuh diingatkan akan banyak hal. Ramadan tentulah menjadi momen bagi saya, dan semua Ummat Muslim untuk menambah kualitas ibadah di bulan suci ini. Kita boleh larut dalam euforia sepakbola piala dunia, namun jangan lupa menjalankan ibadah wajib kita: Shalat dan Puasa. Anda pun boleh mendukung se-loyal-loyal-nya kepada salah satu pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Namun sedapat mungkin menghindari hujatan, cacian dan makian di media sosial. Kita tidak diajarkan menjadi mahluk pencaci dan penghujat. Makna Ramadan mengajarkan kita bersikap dan berperilaku sabar. Ramadan adalah bulan Syahr al-Shabr atau bulan kesabaran, karena puasa melatih seseorang untuk bersikap dan berperilaku sabar, berjiwa besar, dan tahan ujian. Ramadhan adalah bulan yang sangat sarat makna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan, yaitu: kemenangan Muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egositas, keserakahan, dan ketidakjujuran. Selamat menyaksikan piala dunia dan semoga tim kesayangan anda menjadi juara. Mari, kita berikan semangat kepada putra-putra terbaik bangsa yang saat ini mengemban amanah sebagai calon Presiden dan wakil Presiden. Semoga mereka juga amanah saat terpilih nanti. SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA, SEMOGA KITA SEMUA LULUS DENGAN NILAI TERBAIK DARI MADRASAH RAMADHAN INI. Aamiin..... 

Senin, 09 Juni 2014

Bunaken, Taman Laut Yang Indah

Taman laut Bunaken Sulawesi Utara. Anda pernah kesana ?. Apabila belum, maka pada tulisan kali ini saya coba berbagi pengalaman menarik saat saya dan teman-teman pengurus Relawan TIK Indonesia berkunjung ke pulau yang indah tersebut pada pekan pertama Juni 2014.

Pulau Bunaken dimana terdapat taman laut yang indah itu terletak di Teluk Manado. Bunaken adalah pulau yang memiliki luas kira-kira Delapan Kilometer persegi. Taman laut Bunaken adalah bagian dari Taman Nasional Bunaken. Menurut sumber dari wikipedia, taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. 

Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. 

Alangkah ruginya anda yang punya hobi menyelam namun tidak mencoba menyelami pesona bawah laut pulau Bunaken. Saya saja dengan kemampuan berenang yang pas-pas-an dibuat penasaran dengan cerita pemilik kapal katamaran yang kami sewa. 

Menurut pemilik kapal, belum lengkap rasanya ke Manado bila tidak melihat keindahan terumbu karang dan aneka jenis ikan hias taman laut Bunaken. Tertantang, saya pun ke tempat penyewaan peralatan diving dan snorkling sesaat setelah sampai di dermaga pulau Bunaken.



Ada belasan tempat penyewaan alat menyelam dan snorkling di pulau Bunaken. Untuk kelengkapan snorkling seperti fins (sepatu khusus), snorkel (pipa untuk bernafas) hingga masker, per paketnya disewakan seharga 100 - 150 ribu. 

Namun harga miring bisa kita dapatkan apabila kita nego bareng-bareng bersama anggota rombongan yang juga punya keinginan untuk menyelam. Seperti yang saya lakukan bersama teman-teman. 

Eits.... jangan lupa dan ini bagian yang sangat penting. Anda jangan lupa menyewa jasa foto bawah air yang juga tersedia di tempat penyewaan alat snorkling. Itu bila anda tidak memiliki kamera waterproof. Sayang dong, apabila anda menyelam dan bermain-main dengan ratusan bahkan ribuan jenis ikan hias tidak diabadikan. 



Puas menikmati taman lautnya yang indah dan memanjakan mata, saya bersama teman-teman tidak lupa mengabadikan pemandangan alam di pulau Bunaken. Di tempat ini banyak landscape yang indah bisa dijadikan titik pemotretan. Dan yang terakhir adalah, saya melakukan tawar menawar dengan pedagang souvenir serta pakaian ber-sablon Bunaken di beberapa kios di dekat dermaga. Itu untuk oleh-oleh keluarga dan teman-teman di kampung.(*)